(Melengkapi Artikel Sebelumnya Tentang BOOMING PORANG)

Halal Bi Halal KOPITU (Komite UMKM Indonesia Bersatu) 1442 H kali ini pelaksanaannya dibarengkan dengan kegiatan WEBINAR yg dilakukan secara luring dan daring dengan tema tentang pengembangan tanaman porang dalam tinjauan penyiapan regulasi dan penguatan IKM yg mengelola rumah produksi porang.

WEBINAR dengan jumlah peserta yg mendekati hampir 1000 orang dari berbagai kalangan menghadirkan nara sumber yg ahli dan memiliki komitmen dibidang porang seperti Menteri Pertanian RI, Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI, Wakil Menteri Perdagangan RI, mewakili Menteri Koperasi dan UKM RI, mewakili Menteri Perindustrian RI, Duta Besar RI untuk RRT dan Mongolia, Atase Perdagangan KBRI untuk RRT dan Mongolia, mewakili Gubernur Provinsi Sumatera Selatan, pakar produksi benih porang dari kultur jaringan dan hilirisasi porang dalam bentuk glukomanan serta praktisi/pelaku usaha tanaman porang.

Penyampaian materi dan diskusi tentang porang secara umum dilakukan dengan  menelaah potensi porang dari hulu hingga hilir. Selain itu, sepertinya semua nara sumber bersepakat bahwa pengembangan usaha  tanaman porang saat ini sangat menjanjikan (prospektif) karena keuntungan yg menggiurkan dan tingginya permintaan pasar dunia. Meskipun demikian tetap diperlukan ke hati-hatian dan tidak terjebak dalam  euforia serta tetap fokus pada persoalan penyediaan/pasokan dan permintaan porang di pasar domestik dan global. Untuk itu, Kementerian Pertanian RI sesuai arahan Presiden RI Joko Widodo telah berkomitmen untuk menjadikan tanaman porang sebagai salah satu komoditas pertanian yg sangat prioritas dalam penumbuhan dan pengembangannya. Kedepan, penumbuhan dan  pengembangan tanaman porang diarahkan dengan membangun  sentra-sentra porang di berbagai daerah di Indonesia sesuai zonasi agro ekologi dengan target hingga 100 ribu hektar dari posisi areal tanaman porang saat ini sekitar 47 ribu hektar melalui penguatan skema kredit program KUR Pertanian dan sumber penguatan modal lainnya (LPDB Kementerian Koperasi dan UKM RI) serta akses pasar baik pasar domestik maupun global. Seperti diketahui ceruk pasar porang di dalam negeri masih terbuka lebar karena hingga saat ini serapan pasar porang baru sekitar 10 persen.

Di bagian hulu, sejalan dengan target pengembangan tanaman porang yg memerlukan peningkatan dalam penyediaan benih/bibit yg bermutu dari varietas unggul, pelaku usaha porang diarahkan tidak hanya sebatas menggunakan benih/bibit yg berasal dari umbi dan katak/bulbil saja, akan tetapi juga menggunakan benih/bibit hasil dari kegiatan kultur jaringan yg memiliki keunggulan setidaknya dapat dilakukan secara masal dan dalam waktu yg cepat, tidak tergantung pada musim, bibit sesuai induknya, pertumbuhan yg seragam dan bebas dari hama dan penyakit. Dari sisi budi daya, pelaku usaha perlu memperhatikan kegiatan cocok tanam porang yg menerapkan kaidah-kaidah good agricultural practice (GAP) yg mengacu pada habitat tanaman porang sebagai tanaman liar di bawah tegakan di kawasan hutan dengan kemampuan beradaptasi yg baik terhadap naungan. Sedangkan di bagian hilir, perlu didorong agar pelaku usaha melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing melalui pengolahan umbi porang menjadi (chip), tepung dan glukomanan, terlebih hingga kini Indonesia masih mengimpor produk glukomanan dalam jumlah yg lumayan besar. Pengolahan porang menjadi produk intermediate untuk keperluan bahan baku di dalam negeri dan ekapor, dapat dilakukan oleh pelaku usaha IKM dalam rumah produksi yg difasilitasi oleh Kementerian Perindustrian RI dan Pemda setempat. Selain itu, yg tidak kalah pentingnya dalam rangka menembus pasar global sebagaimana disampaikan oleh Duta Besar RI untuk RRT dan Mongolia serta Atase Perdagangan KBRI di RRT yakni perlunya dilakukan penguatan kegiatan pendampingan/pengawalan pada pelaku usaha porang dalam penyiapan persyaratan untuk penerapan penjaminan keamanan dan mutu porang sesuai kualifikasi yg diminta oleh masing-masing buyer di luar negeri.

(Dirangkum Dari Berbagai Materi WEBINAR)

KASONGAN, Bantul, YOGYAKARTA, 20 Mei 2021.

Asikin CHALIFAH

∆ Pembina Rumah Literasi (RULIT) WASKITA Kedungtukang, BREBES.

∆ Ketua DPW PERHIPTANI DIY.

∆ SEKJEN KOPITU (Komite UMKM Indonesia Bersatu).

Hello!

Klik Tautan di bawah untuk mengirim pesan !!!

Kirim Pesan !