Cara budidaya jamur tiram putih

Cara budidaya jamur tiram putih

Budidaya jamur tiram sangat cocok untuk daerah beriklim tropis seperti Indonesia. Investasi yang dibutuhkan untuk memulai udaha budidaya jamur tiram cukup murah dan bisa dilakukan bertahap. Bagian tersulit adalah membuat baglog, media tanam yang telah diinokulaikan dengan bibit jamur.

Nama latin jamur tiram adalah Pleurotus ostreatus, termasuk dalam kelompokBasidiomycota. Disebut jamur tiram karena bentuk tajuknya menyerupai kulit tiram. Berwarna putih berbentuk setengah lingkaran. Di alam bebas, jamur tiram putih biasa ditemukan pada batang-batang kayu yang sudah lapuk. Mungkin karena itu, jamur tiram sering disebut jamur kayu.

Ada dua kegiatan utama dalam budidaya jamur tiram. Tahap pertama adalah membuat media tanam dan menginokulasikan bibit jamur ke dalam media tanam tersebut. Sehingga media ditumbuhi miselium berwarna putih seperti kapas. Tahap kedua adalah menumbuhkan miselium tersebut menjadi badan buah.

Untuk pendatang baru, biasanya memulai kegiatan budidaya dengan menumbuhkan baglog menjadi daging buah. Sementara pengadaan, baglog yang siap tumbuh didapat dengan membeli dari pihak lain. Kemudian setelah usaha budidayanya berkembang dan volumenya banyak, baru mencoba membuat baglog sendiri.

Dalam tulisan ini akan, saya akan mengulas langkah yang harus dipersiapkan untuk memulai budidaya jamur tiram putih.

Menyiapkan kumbung

Kumbung atau rumah jamur adalah tempat untuk merawat baglog dan menumbuhkan jamur. Kumbung biasanya berupa sebuah bangunan, yang diisi rak-rak untuk meletakkan baglog. Bangunan tersebut harus memiliki kemampuan untuk menjaga suhu dan kelembaban.

Kumbung biasanya dibuat dari bambu atau kayu. Dinding kumbung bisa dibuat dari gedek atau papan. Atapnya dari genteng atau sirap. Jangan menggunakan atap asbes atau seng, karena atap tersebut akan mendatangkan panas. Sedangkan bagian lantainya sebaiknya tidak diplester. Agar air yang digunakan untuk menyiram jamur bisa meresap.

Di dalam kumbung dilengkapi dengan rak berupa kisi-kisi yang dibuat bertingkat. Rak tersebut berfungsi untuk menyusun baglog. Rangka rak bisa dibuat dari bambu atau kayu. Rak diletakkan berjajar. Antara rak satu dengan yang lain dipisahkan oleh lorong untuk perawatan.

Ukuran ketinggian ruang antar rak sebaiknya tidak kurang dari 40 cm, rak bisa dibuat 2-3 tingkat. Lebar rak 40 cm dan panjang setiap ruas rak 1 meter. Setiap ruas rak sebesar ini bisa memuat 70-80 baglog. Keperluan rak disesuaikan dengan jumlah baglog yang akan dibudidayakan.

Sebelum baglog dimasukkan kedalam kumbung, sebaiknya lakukan persiapan terlebih dahulu. Berikut langkah-langkahnya:

  • Bersihkan kumbung dan rak-rak untuk menyimpan baglog dari kotoran.
  • Lakukan pengapuran dan penyemprotan dengan fungisida di bagian dalam kumbung. Diamkan selama 2 hari, sebelum baglog dimasukkan ke dalam kumbung.
  • Setelah bau obat hilang, masukkan baglog yang sudah siap untuk ditumbuhkan. Seluruh permukaannya sudah tertutupi serabut putih.

Menyiapkan baglog

Baglog merupakan media tanam tempat meletakkan bibit jamur tiram. Bahan utama baglog adalah serbuk gergaji, karena jamur tiram termasuk jamur kayu. Baglog dibungkus plastik berbentuk silinder, dimana salah satu ujungnya diberi lubang. Pada lubang tersebut jamur tiram akan tumbuh menyembul keluar.

Pada usaha budidaya jamur tiram skala besar, petani jamur biasanya membuat baglog sendiri. Namun bagi petani pemula, atau petani dengan modal terbatas biasanya baglog dibeli dari pihak lain. Sehingga petani bisa fokus menjalankan usaha budidaya.

Saat ini, baglog jamur tiram yang berbobot sekitar 1 kg dijual dengan harga Rp. 2.000-2.500. Adapun bila ingin membuat sendiri silahkan baca cara membuat baglog jamur tiram.

Cara merawat baglog

Terdapat dua cara menyusun baglog dalam rak, yakni diletakkan secara vertikal dimana lubang baglog menghadap ke atas. Dan secara horizontal, lubang baglog menghadap ke samping.

Kedua cara ini memiliki kelebihan masing. Baglog yang disusun secara horizontal lebih aman dari siraman air. Bila penyiraman berlebihan, air tidak akan masuk ke dalam baglog. Selain itu, untuk melakukan pemanenan lebih mudah. Hanya saja, penyusunan horizontal lebih menyita ruang.

Berikut cara-cara perawatan budidaya jamur tiram adalah sebagai berikut:

  • Sebelum baglog disusun, buka terlebih dahulu cincin dan kertas penutup baglog. Kemudian diamkan kurang lebih 5 hari. Bila lantai terbuat dari tanah lakukan penyiraman untuk menambah kelembaban.
  • Setelah itu, potong ujung baglog untuk memberikan ruang pertumbuhan lebih lebar. Biarkan selama 3 hari jangan dulu disiram. Penyiraman cukup pada lantai saja.
  • Lakukan penyiraman dengan sprayer. Penyiraman sebaiknya membentuk kabut, bukan tetesan-tetesan air. Semakin sempurna pengabutan semakin baik. Frekuensi penyiraman 2-3 kali sehari, tergantung suhu dan kelembaban kumbung. Jaga suhu pada kisaran 16-24oC.

Panen budidaya jamur tiram

Bila baglog yang digunakan permukaannya telah tertutup sempurna dengan miselium, biasanya dalam 1-2 minggu sejak pembukaan tutup baglog, jamur akan tumbuh dan sudah bisa dipanen. Baglog jamur bisa dipanen 5-8 kali, bila perawatannya baik. Baglog yang memiliki bobot sekitar 1 kg akan menghasilkan jamur sebanyak 0,7-0,8 kg. Setelah itu baglog dibuang atau bisa dijadikan bahan kompos.

Pemanenan dilakukan terhadap jamur yang telah mekar dan membesar. Tepatnya bila ujung-ujungnya telah terlihat meruncing. Namun tudungnya belum pecah warnanya masih putih bersih. Bila masa panen lewat setengah hari saja maka warna menjadi agak kuning kecoklatan dan tudungnya pecah. Bila sudah seperti ini, jamur akan cepat layu dan tidak tahan lama. Jarak panen pertama ke panen berikutnya berkisar 2-3 minggu.

Sumber : www. alamtani.com

Budidaya Jamur Tiram (Bahan Ajar)

Budidaya Jamur Tiram (Bahan Ajar)

 

  1. Latar Belakang.

Budidaya Jamur tiram (Pleurotus sp.) sudah dikenal di masyarakat luas, baik di Indonesia maupun di berbagai Negara. Menurut catatan sejarah, jamur tiram sudah dibudidayakan di Cina sejak 1.000 tahun silam. Di Indonesia Varietas yang umum dibudidayakan adalah jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus).

Jamur Tiram (Pleurotus sp.) saat ini menjadi salah satu alternatif  pilihan sebagai makanan sehat yang layak dikonsumsi. Spesies jamur tiram selain dapat dikonsumsi juga bernilai ekonomi tinggi. Disamping rasanya yang lezat, juga memiliki kandungan gizi yang cukup bermanfaat (lemak, protein, dan karbohidrat) mudah dicerna dan berguna bagi para penderita penyakit tertentu, seperti dapat menurunkan kolestrol, sebagai antibakterial, dan antitumor. Jamur Tiram juga merupakan sumber vitamin antara lain thiamin, niacin, biotin, dan asam askorbat, sehingga saat ini sudah menjadi pilihan bagi masyarakat sebagai makanan yang layak dikonsumsi.

  1. Deskripsi Singkat

Mata Diklat ini mempelajari teknik budidaya Jamur tiram yang meliputi, persiapan alat dan bahan, pembuatan media tanam, penanaman, perawatan dan pemanenan

  1. Tujuan Pembelajaran
  1. Kompetensi dasar

Setelah mengikuti mata diklat ini peserta mampu melaksanakan  budidaya jamur tiram

  1. Indikator keberhasilan

Setelah mengikuti mata diklat peserta mampu :

  1. Mempersiapkan alat dan bahan budidaya jamur tiram
  2. Membuat media tanam jamur tiram
  3. Menanam Jamur Tiram
  4. Menjelaskan teknik perawatan jamur tiram
  5. Menjelasan teknik pemanenan jamur tiram
  6. Materi 

Materi Budidaya Jamur Tiram adalah ;

  1. Persiapan Alat dan Bahan
  2. Pembuatan Media Tanam Jamur Tiram
  3. Penanaman
  4. Perawatan
  5. Pemanenan
Cabe Kopay Buah Cabe Terpanjang dari Payakumbuh

Cabe Kopay Buah Cabe Terpanjang dari Payakumbuh

Sebuah kebetulan ketika Syahrul Yondri (43) menemukan cabai merah keriting yang panjangnya sampai 35 sentimeter tahun 2005. Sebagai petani yang gemar meneliti, dia sesungguhnya tengah bereksperimen untuk menemukan cara mengatasi virus kuning.Dorongan untuk mendapatkan cara mengatasi virus kuning berawal ketika Yon, panggilan Syahrul Yondri, gagal panen sampai tiga kali. Setelah mengalami kerugian Rp 20 juta akibat virus kuning, petani cabai di Kelurahan Koto Panjang Lampasi, Kecamatan Payakumbuh Utara, Sumatera Barat, ini menghabiskan waktu lima tahun bereksperimen untuk mendapatkan cara menanggulangi virus yang mematikan tanaman cabai itu.

Dari sejarah, Yon menemukan petunjuk model penanaman zaman nenek moyang. Petani zaman dulu menanam cabai di lahan yang dikelilingi kolam karena tanaman menjadi lebih kuat menghadapi penyakit. Yon pernah mencoba cara itu, dan memang ada peningkatan ketahanan tanaman.

”Prinsipnya, virus itu tak tahan terkena panas yang kuat. Biasanya, virus bersembunyi di bagian bawah daun. Air berfungsi memantulkan cahaya sehingga panas matahari memantul dan mengenai bagian bawah daun,” kata Yon yang juga menjadi Ketua Kelompok Tani Tunas Baru.

Akan tetapi, dia belum puas dengan hasil itu. Dicobanya memakai cermin yang diletakkan di tanah, tepat di bawah tanaman. Hasilnya bukan saja menghambat perilaku mematikan virus itu, tetapi juga membuat proses pemasakan tanaman lebih baik. Dari sinilah Yon memanen buah cabai yang lebih panjang dibandingkan cabai pada umumnya.

Perkembangan selanjutnya, fungsi kaca diganti plastik mulsa yang diberi cat perak. Dengan demikian, pemantulan cahaya tetap terjadi sehingga virus yang biasa tinggal di bagian bawah daun terbunuh pula.

Dari sisi perawatan tanaman, petani juga tak repot mengurus karena tanaman cabai kopay juga lebih tahan terhadap serangan virus kuning.

”Memang daun tanaman masih tetap kuning, tetapi tanaman tetap berbuah dan buahnya masih tetap baik,” tutur Yon yang akan melakukan serangkaian penelitian lanjutan untuk melemahkan serangan virus agar daun tanaman tidak menguning.

Buah terpanjang

Ketika pertama kali memperoleh buah cabai yang berukuran lebih panjang, dia lalu berpikir untuk melakukan penyempurnaan buah. Dari panen pertama dipilihnya buah terpanjang untuk dikembangbiakkan lagi.

Pada panen kedua, dia juga kembali memilih satu buah cabai yang paling unggul. Biji buah disemaikan lagi sehingga menghasilkan buah dengan kualitas yang semakin baik. Panjang cabai berkisar 30-33 sentimeter, bahkan pernah mencapai 40 cm. Padahal, cabai biasa rata-rata hanya 20 cm. Sejumlah 20 petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Tunas Muda dan puluhan petani lain di Koto Panjang Lampasi juga senang menanam cabai ini. Itu bukan semata-mata karena ukurannya yang lebih besar dibandingkan cabai biasa atau karena pohon cabai bisa setinggi satu meter, tetapi karena hasil panen yang lebih banyak. Setiap batang cabai kopay mampu menghasilkan sekitar 1,4 kilogram per masa tanam, sedangkan tanaman cabai pada umumnya memproduksi enam ons saja. Pada usia 90 hari, petani mulai memanen cabai untuk pertama kali.

Teknik Budidaya

Pengolahan lahan yang sempurna merupakan kunci keberhasilan budidaya cabe Kopay. Langkah pertama yang dilakukan adalah pembuatan bedengan dengan ukuran lebar 90 cm dan tinggi 40 cm. Selesai membuat bedengan taburkan pupuk kompos . Untuk lahan seluas 2 ha diperlukan 50 ton pupuk kompos atau 1,5 kg per lubang tanam.

 Bedengan yang telah ditebarkan dengan kompos kemudian diolah lagi supaya tercampur secara merata dengan tanah, kemudian dibiarkan selama 15 hari.

Langkah selanjutnya adalah penaburan pupuk NPK Phonska dan ZA sebanyak 200 gr per rumpun. Terakhir tutup dengan plastik atau mulsa.

Pembibitan

Perlakuan untuk pembibitan adalah tanah pembibitan harus betul-betul halus dan juga dicampur dengan kompos. Setelah selesai membuat bedengan persemaian kemudian ditaburkan dengan benih cabe ke bedengan persemaian lalu ditutup dengan karung dibiarkan 10 hari jaga kondisi tetap lembab.  Setelah 10 hari karung penutup dibuka kemudian persemaian ditutup dengan rapat dengan plastik bening yang membentuk tudung sampai tanaman berumur 25 hari.

Didalam tudungan plastik bening ini bibit cabe perlu perawatan dengan menyemprot dengan tricoderma yang telah diencerkan dan ramuan nabati berupa 1 kg daun sirsak + 1 kg daun pinang yang diekstrak melalui perendaman.  Penggunaan ramuan daun sirsak dan daun pinang 2 kali dalam seminggu, sedangkan jika ingin menggunakan pestisida nabati ikuti sesuai dosis dan anjuran yang tertera dikemasan.

Pemeliharaan

Perawatan tanaman cabe dilakukan 1 minggu setelah tanam tanaman cabe diberi ajir. Umur 15 hari tanaman disemprot dengan tricoderma dan ramuan nabati berupa 1 kg daun sirsak + 1 kg daun pinang yang diekstrak melalui perendaman selama 1 jam di air panas

Perawatan penting lagi yaitu membuang tunag air hingga tanaman cabe telah membentuk seperti ketepel sudah keluar. Cabang ketepel ini diikat pada ajir dengan menggunakan tali.

Pemanenan

Jika perawatan baik maka umur kurang lebih 100 hari setelah tanam kita sudah bisa panen pertama. Total potensi produksi 1-1,5 kg per rumpun. Pemanenan dapat dilakukan setiap 3-5 hari sekali secara terus menerus sampai tanaman tidak menghasilkan. Sewaktu panen sertakan tangkai buah lakukan secara selektif dan hati-hati.

Penulis : Ir. Yuni Hastuti

Teknologi PADI SALIBU Kelompok Wanita Tani Plamboyan Sumatera Barat

Pak Margolang, Studi lapangan yang dilakukan oleh Kelompok Widyaiswara Pertanian UPT Pelatihan (BLPP Riau) ke Kelompok Wanita Tani (KWT) Plamboyan, desa Tabek Kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar membahas  tentang penerapan teknologi Padi SALIBU.

Dalam kunjungan tersebut memberikan informasi Koordinator Penyuluh Syamsul Bahri dan Kepala UPT Dinas Tanaman Pangan dan Perkebunan Kabupaten Tanah Datar.

Dalam penjelasannya dikemukakan bahwa Istilah Padi SALIBU sudah dikenal di wilayah Pariangan, Tanah Datar, Sumatera Barat sejak zaman dahulu. Yaitu anakan padi yang tumbuh setelah padi dipanen. Hal ini terlihat dari pepatah yang mengibaratkan jangan seperti padi Salibi (Ibarat Padi Salibu akar tagantuang di Jarami). Dimana akarnya tergantunng di atas jerami yang sudah dipanen sehingga pertumbuhannya kurang baik.

Padi  Salibu yang dikembangkan oleh Kelompok Plamboyan justru memposisikan akar padi tersebut agar tidak menggantung lagi tapi terletak di tanah sehingga tumbuhnya padi Salibu menjadi baik sama seperti padi yang ditumbuhkan lewat benih.

Awalnya,  teknologi ini di aplikasikan pada Tahun 2007 adalah akibat banyaknya serangan Hama Tikus, sehingga petani banyak mengalami kerugian dan tidak dapat melakukan penanaman padi karena kurangnya modal untuk membeli benih dan melakukan pengolahan tanah, lalu dikembangkanlah teknologi padi salibu ini.

Sejalan dengan itu ternyata perkembangan teknologi padi salibu ini cukup baik maka pada Tahun 2008 banyak petani yang mengaplikasikan teknologi Padi Salibu.

Selanjutnya pada Tahun 2010 dilakukannya penelitian bekerja sama dengan Balai Penelitian Sikarame tentang teknologi ini dan diaplikasikan secara masal di Kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera barat. Pada Tahun 2011 dilakukanlah Panen Raya Perdana Padi Salibu.

Penerapan Teknologi Padi Salibu, diawali dengan Tanam Pindah (padi dilakukan pembibitan lalu dipindah ke lahan sawah) dengan aplikasi jarak tanam menggunakan cara LEGOWO.

Pemeliharaan padi, Pemupukan dan pengendalian Hama Penyakit dilaksanakan sebagaimana biasa sampai saat panen.

Perbedaannya, Pada Saat panen dilakukan 10 hari lebih cepat dan tanah di airi sebelum panen, lalu saat panen airnya dibuang. Panen dilakukan dengan potong Tengah.

7 hari setelah panen tunggul jerami dipotong dengan menggunakan mesin rumput sehingga menyisakan tinggi tunggul padi sekitar 2 – 3 jari. Setelah itu sawah diairi namun tidak merendam. Kondisi kering-kering berair ini dibiarkan sampai 12 Hari, pada saat itu anakan sudah mulai tumbuh, lalu dilakukan penyiangan, dan penyisipan yang diambil dari rumpun padi yang tumbuh lebih banyak. Penyisipan ini dillakukan sampai umur 20 – 25 hari.

Selanjutnya dilakukan pemupukan pada umur 25 hari  dengan Urea, TSP dan Pupuk Kompos. Dan pemupukan ke dua dilaksanakan pada umur 35 – 40 hari dengan pupuk yang sama.

Perlakuan selanjutnya setelah tanaman berumur 20 – 25 hari sama dengan teknologi Budidaya Padi yang biasa dilakukan.

Hal serupa dilakukan pula pada saat panen berikutnya, demikian seterusnya.

Dari hasil penjelasan Koordinator Penyuluh dan Kepala UPT Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Tanam Datar, Sumatera Barat bahwa hasil yang diperoleh dari Teknologi Padi Salibu ini sama dengan panen pertama yang menggunakan benih/bibit pindah, dan Padi Salibu dapat dilakukan berulang-ulang sampai 7 kali siklus panen dengan hasil yang sama. Namun Kelompok Wanita Tani  Plamboyan menyarankan kepada anggotanya untuk mengaplikasikan teknologi Padi Salibu ini untuk 3 kali panen saja.

Disarikan dari hasil kunjungan oleh : Nazaruddin Margolang, S.IP.,M.Si

PHSL (Pemupukan Hara Spesifik Lokasi Padi Sawah)

Ini merupakan Software (perangkat)  penetapan Pupuk Padi sesuai spesifik lokasi yang dibuat bekerja sama antara IRRI dan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Bagaimana  mengaksesnya ? (Jika melalui situs ini …)  : Pada situs ini ( www.pakmargolang.com ) terdapat   pada panel “PEDOMAN” lalu di bawahnya terdapat panel “DOSIS PUPUK PADI” klik panel tersebut lalu ikuti sebagaimana cara penggunaan PHSL berikut ini :

Cara penggunaan PHSL – Pemupukan Hara Spesifik Lokasi Padi Sawah :

1.      Untuk memulai, klik pilihan bahasa pada tampilan di layar, kemudian klik Mulai.

2.      Jawab pertanyaan pada setiap halaman utama dengan memilih alternatif jawaban, kemudian klik pada kotak jawaban yang dipilih.

3.      Bila semua pertanyaan telah dijawab, klik pada bagian bawah tampilan di layar, untuk berikutnya memilih sumber pupuk yang akan digunakan dan melanjutkan ke petunjuk rekomendasi pemupukan.

4.      Untuk kembali ke halaman utama tanpa menghapus jawaban yang telah diberikan, klik .

5.      Untuk mencetak lembaran laporan, klik  di bagian bawah layar, kemudian pilih file menu dan pilih Cetak/Print.

6.      Untuk menyimpan laporan dalam bentuk file html, klik pada , kemudian terus ke file menu dan pilih simpan sebagai/save as. Save as type “webpage,complete”. Ketik nama filenya dan simpan file pada tempat yang diinginkan.

7.      Untuk melanjutkan kembali, tutup semua file windows yang dibuka, klik  kemudian klik pada pada bagian bawah tampilan layar.

Berbagai Varitas Kedelai

Oleh : Nazaruddin Margolang, S.IP., M.Si, Widyaiswara Madya

Tanaman kedelai diduga berasal dari Cina, dan publikasi tahun 1673  menyebutkan kedelai pertama di Indonesia terdapat di Amboina (Ambon).   Kedelai (soybean, soya bean ) termasuk famili Leguminosae, subfamili Papilionoideae . Kedelai  terdiri dari tiga sub-genus yaitu (1) Glycine (pengganti Leptocyamus), (2) Bracteata (pengganti Glycine ) dan (3) Soja. Sub-genus soja paling bernilai ekonomis dan terdapat dua spesies yaitu G. ussuriensis dan G.  max .    G. max juga merupakan tanaman semusim, warna bunga putih atau ungu, dan memiliki ragam bentuk dan ukuran untuk karakter daun dan biji.  Terdapat beberapa tipe daun pada kedelai yakni daun tunggal, daun bertiga dan kadang-kadang ditemukan daun berlima.

Tanaman kedelai termasuk tanaman menyerbuk sendiri, artinya dalam satu kelopak bunga terdapat bunga jantan (benangsari) dan bunga betina (putik). Karakteristik tanaman menyerbuk sendiri adalah  semakin lanjut generasinya akan mengakibatkan semakin seragam dan diikuti oleh menurunnya persentase sifat yang tidak seragam.

Varietas unggul merupakan salah satu komponen teknologi  penting untuk meningkatkan produksi dan pendapatan usahatani kedelai. Tersedia berbagai varietas unggul yang dapat dipilih sesuai dengan kondisi wilayah dan keinginan pasar. Benih yang akan digunakan terdiri dari beberapa kelas. Penggunaan benih yang bermutu menjamin keberhasilan usahatani.

Varitas adalah Sekelompok tanaman dari sutau jenis atau spesies yang ditandai oleh bentuk tanaman, pertumbuhan tanaman, daun, bunga, buah, biji dan ekspresi karakteristik genotipe atau kombinasi genotipe yang dapat membedakan dari jenis atau spesies yang sama oleh sekurang-kurangnya satu sifat yang menentukan dan apabila diperbanyak tidak mengalami perubahan.

Varietas local adalah Varietas yang telah ada dan dibudidayakan secara turun temurun oleh petani serta menjadi milik masyarakat dan dikuasai Negara.

Varietas unggul   adalah Galur hasil pemuliaan yang mempunyai satu atau lebih keunggulan khusus seperti potensi hasil tinggi, tahan hama, penyakit, dan toleran  terhadap cekaman lingkungan, mutu produk, dan  atau sifat-sifat  lainnya, serta telah dilepas oleh pemerintah.

Deskripsi varietas adalah p enjelasan tertulis mengenai proses pemuliaan tanaman sehingga dihasilkan suatu varietas tanaman baru yang mencakup asal-usul atau silsilah, ciri-ciri morfologi dan sifat-sifat penting lainnya.

Benih unggul   adalah Jika yang dimaksudkan adalah untuk menyebut varietas unggul maka penggunaan istilah benih unggul adalah kurang tepat.  Bila digunakan untuk menyebut sifat benih maka sebaiknya menggunakan istilah benih bermutu atau benih bina atau benih bersertifikat

Varietas kedelai yang dilepas 8 tahun terakhir memiliki sifat yang mendekati keinginan pengguna, seperti umur genjah, biji besar, toleran hama, adaptif lahan kering masam dan adaptif lahan pasang surut.

Sasaran pembentukan varietas kedelai saat ini, selain untuk hasil tinggi, juga diarahkan pada toleran hama polong, toleran penaungan, toleran kekeringan, kedelai hitam, umur genjah, adaptif lahan masam berbiji besar, adaptif lahan pasang, toleran virus SSV dan CMMV dan varietas berkandungan nutrisi tinggi.

  Deskripsi Varitas :

Deskripsi   varitas kedelai dapat dijelaskan sebagaimana berikut ini   :

Anjasmoro

Wilis

Panderman

Burangrang

Ijen

Argomulyo

Tanggamus

 Daftar Pustaka :

Suhartina, 2005, Deskripsi Varitas Unggul Kacang-Kacangan dan Umbi-umbian, Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian, Malang.

Yermia, Kuntjoro, Djoko Sumianto, 2011, penyiapan Benih, Bahan Tayang Pelatihan TOT Kedelai, Balai Besar Pelatihan pertanian (BBPP) Ketindan, Malang.

Bahan Training Of Master Training (TOMT) Kedelai, 2011,  Balai Besar Pelatihan pertanian (BBPP) Ketindan, Malang.

Hello!

Klik Tautan di bawah untuk mengirim pesan !!!

Kirim Pesan !