by Pak Margolang | Jan 31, 2022 | PEMBERDAYAAN
Konsumen adalah segalanya. Konsumen juga raja. Di dunia usaha/bisnis pangan, tuntutan semakin meningkat terhadap produk-produk pangan yang harus bermutu (bergizi) dan aman bagi kesehatan konsumen. (lebih…)
by Pak Margolang | Jan 31, 2022 | PEMBERDAYAAN
Badan Pusat Statistik (BPS) RI telah merilis produksi padi tahun 2020 beberapa waktu yang lalu. Produksi padi nasional tahun 2020 tercatat sebanyak 54,65 juta ton Gabah Kering Giling (GKG). (lebih…)
by Pak Margolang | Jan 31, 2022 | PEMBERDAYAAN
Percepatan TRANSFORMASI DIGITAL Pada Badan Usaha Koperasi Di Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo.
(Dalam Rangka Memperingati HARKOPNAS Ke-74 Tahun 2021)
(#HARKOPNAS_74)
Penerapan transformasi digital saat ini sangat penting dan dibutuhkan.Tidak saja di dunia bisnis, melainkan juga di lingkungan pemerintahan. (lebih…)
by Pak Margolang | Jan 31, 2022 | PEMBERDAYAAN
(Bangga Pangan Lokal Indonesia)
Kementerian Pertanian RI melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan hari Sabtu tanggal 22 Mei 2021 menyelenggarakan kegiatan dengan tajuk Gerakan Konsumsi Pangan Lokal Di Perhotelan yg mengambil tempat di Mercure Bandung City Centre, Bandung, Jawa Barat. (lebih…)
by Pak Margolang | Jan 31, 2022 | PEMBERDAYAAN
Ada Yang Alergi Dengan Bisnis ?
Oleh : Eny Prasetyowati.BL,SP, Ketua 3G Organik
Tidak mudah utk mengubah maindset petani supaya mengarah ke peningkatan usaha taninya lewat usaha bersama yang berbentuk Korporasi Petani.
Bisa berupa koperasi, KUB, UD, CV atau bahkan PT.
Yang terjadi sebagian besar petani menjual sendiri-sendiri hasil panennya, baik lewat cara tebas untuk kembali tanam atau disimpan untuk dijual saat butuh uang
Baik komoditas padi maupun palawija.
Karena itu petani tidak punya nilai tawar, contohnya saat panen raya kedelai, importir menurunkan harga kedelai, maka petani kedelai terpuruk, rugi…. tidak punya nilai tawar. Tidak ada kekuatan. Begitu juga yg terjadi dengan banyak komoditas. Seperti sayuran, bawang merah, cabe dll.
Lain halnya bila petani-petani dalam 1 komoditas membuat Korporasi, maka akan lebih mudah investor masuk untuk bekerjasama, BUMN penyedia benih, PT yg mencari komoditas dalam jumlah besar… bahkan Perbankan juga mudah masuk bila Korporasi Petani sudah didukung oleh pasar.
Semua bisa diatur oleh pengurus Korporasi, tanam sesuai permintaan pasar, ada pendampingan dari banyak pihak. Petani jadi berdaya dan punya nilai tawar.
Ada cashflow perputaran uang dalam sebuah daerah Korporasi, dari saprodi sampai panennya. Bahkan pasca panen yang melibatkan pemuda atau ibu-ibu tani. Berupa olahan pangan. Untuk lebih meningkatkan lagi nilai jual. Ekonomi hidup, roda berbagai usaha berputar.
Masyarakat mandiri pangan, mandiri usaha, sejahtera bersama.
Meskipun ini masih mimpi panjang, tapi mimpi ini perlahan-lahan bisa kita wujudkan.
Ada banyak pihak yang siap mendampingi & membantu Korporasi Petani. Karena dengan bersama-sama, petani punya kekuatan & nilai tawar. Sehingga kesejahteraan yg sesungguhnya bisa diraih.
Korporasi Petani untuk petani yang mandiri, modern (organik) & punya nilai tawar.
Pati, 21 Januari 2021.
Salam Petani Mandiri.
Eny P, ketua 3G O Pusat.
by Pak Margolang | Jan 31, 2022 | PEMBERDAYAAN
5 Levels Leadership
Hari ini saya membaca salah satu pesan di Group WA Alumni UT Riau yang di forwarded oleh Ketua IKA UT Wilayah Riau Bapak Yusrizal. Isi pesan diberi judul 5 Level Leadership, dan judul itu menarik bagi saya sehingga saya baca sampai akhir.
Isi pesan itu diawali dengan sebuah pertanyaan “Pak, kok ada pimpinan di tempat saya tidak seperti pemimpin sih?”, yang dijawab dengan kalimat : Batin saya, “Jangan perfectsionist hidup di dunia ini dengan berasumsi bahwa semua pimpinan baik. Pasti ada pimpinan yang baik dan buruk. Itulah kehidupan.” Bila anda ingin melihat video inspirasi tentang kepemimpinan kunjungi channel Pengembangan Masyarakat Pak MArgolang
Selanjutnya pesan WA tersebut mengemukakan pendapat dari Maxwell yang menjelaskan bahwa Ternyata, ada pimpinan yang baik dan buruk. Maxwell mengemukakan dengan tingkat-tingkat kepemimpinan yang terbagi menjadi 5, yakni position, permission, production, people development, dan personhood.
Berikut penjelasan dari masing-masing level kepemimpinan tersebut :
- Level satu, Position merupakan tingkatan kepemimpinan yang paling rendah, yakni seorang yang diangkat menjadi pemimpin karena hak atau surat keputusan. Pengikutnya atau bawahannya mengikuti karena tidak ada pilihan lain. Meskipun position tingkatan paling rendah, tetapi posisi ini baik sebagai awal untuk mencapai tingkat kepemimpinan kedua apabila seseorang mau mengasah dan melatih kepemimpinan.
- Level kedua, permission merupakan tingkat kepemimpinan di mana pengikut atau bawahan kita sudah menikmati dan menginginkan Anda sebagai pemimpin. Mereka memberi energi lebih kepada Anda karena hubungan ( relatonship) yang baik antara pemimpin dan yang dipimpin. Relationship yang baik ini karena pemimpin mendengarkan, mengamati, dan melayani para pengikutnya sehingga bawahan kita senang. Bawahan senang, tetapi bagaimana dengan organisasi? Tidak, karena pemimpin tersebut belum memiliki outcome atau memberi manfaat bagi organisasi.
- Level ketiga, yakni production. Pemimpin pada level production bukan pemimpin yang hanya menjalankan mekanisme atau rutinitas belaka, tetapi Ia menjadi suri tauladan dan menciptakan kekuatan momentum seperti kepemimpinan yang adaptif ( Adaptive leadership).
- Level keempat, people development Ini sama dengan salah satu keterampilan yang ada di servant leadership yakni The commitment to growth of people, yakni mengembangkan pengikut Anda sedemikian rupa sehingga mereka akan memiliki kualitas yang sama atau lebih dari Anda dalam hal kepemimpinan. Dengan demikian kaderisasi tidak akan terputus.
- Level kelima, yakni personhood yakni kepemimpinan yang sangat sedikit dimiliki oleh seorang pemimpin. Personhood merupakan kepemimpinan di mana ketika pemimpin tersebut sudah tidak menjabat atau meninggal, maka inspirasi – inspirasinya selalu diingat dan menjadi contoh para pengikutnya karena respect terhadap pemimpin tersebut.
Di bagian akhir pesan tersebut mengajak bagi kita yang sedang memimpin, untuk menanyakan diri sendiri berada di level manakah kepemimpinan kita. Berada dimanakah level kepemimpinan kita ? Apakah kita berada di Position, Permission, Production, People Developtment, atau Personhood ? Apabila hati nurani kita mengatakan bahwa kita berada pada di level Position, jangan berkecil hati, teruslah mengasah dan melatih kepemimpinan kita dengan terus belajar dan praktek yang terencana karena kepemimpinan dapat tumbuh.
Semoga ini menyadarkan kita untuk selalu meningkatkan level kepemimpinan kita. Terima kasih